Jumat, 06 Desember 2013

Dilema kondom dan jilbab dinegeriku

Sungguh sedih melihat dan membaca berita di negeriku...
Berita demi berita aneh terus berlaku di negeri tercintaku...
Bagaimana tidak...sedih dan geram atas berita adanya pembagian gratis kondom di tempat-tempat umum. Apa benar dinegeri anugerah ini sudah tidak ada lagi orang pandai dalam bidang kesehatan. Apa harus segitunya akal sehat dikalahkan oleh kertas bergambar yang belakangan dinamakan uang...??


Para pemberi kebijakan dinegeriku ini mengusulkan Pekan Kondom Nasional (PKN) diawal Desember sebagai wujud memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya.
Dengan meluncurkan bus bercat warna merah yang bertuliskan Pekan Kondom Nasional 2013 dan juga dipampang foto artis yang terkenal sexy dan ikon sexy dinegeriku yang membintangi iklan produk kondom "berjuta rasa" dengan pose menantang didindingnya berkeliling ke kampus dan tempat-tempat berkumpulnya komunitas pemuda di seputaran Jakarta.
Sejak itu banyak terjadi gelombang protes diseluruh negeri. Bagaimana tidak...dengan mensosialisaikan program PKN tersebut seolah-olah masyarakat kebanyakan menilai para pembuat kebijakan melegalkan bahkan menyetujui free sex, dengan menyatakn bahwa free sex tidak apa-apa asalkan menggunakan pelindung diri berupa plastik latex yang dinamakan kondom dengan jargon (safe yours family and yours partner).

Pada dasarnya program kemenkes ini tidak menjadi perdebatan dan polemik diseantero negeri jika program menekan angka penyakit HIV ini ditargetkan dilokasi-lokasi yang memang sarang/endemik penyakit HIV ini, yang sebenarnya untuk melenyapkan sama sekali penyakit ini dengan cara menghapus lokalisasi-lokalisasi PSK--malaria saja difogging dan mengubur sumber-sumber yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk aedes aegepty--diseluruh negeri, memberikan pelatihan-pelatihan ketrampilan bagi PSK yang terlanjur melakoni pekerjaan tersebut, sehingga mereka bisa melupakan pikiran dialam bawah sadar mereka bahwa pekerjaan yang paling mudah mendatangkan uang adalah dengan menjual diri bagi yang tidak mempunyai ketrampilan. Karena survey sejumlah lembaga penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian besar para penjaja sex ini melakoni pekerjaannya itu didorong oleh faktor kesulitan ekonomi.
Target selanjutnya yaitu dengan sosialisasi yang lebih gencar lagi dikalangan remaja tentang bahaya  HIV/AIDS bisa ditularkan melalui gaya hidup free sex.

Terakhir berita yang menghiasi media, Kemenkes menarik dan mengandangkan bus yang bercat merah tersebut. Dan kemenkes juga menyatakan juga program PKN 2013 ini bukan membagi-bagikan kondom gratis bagi masyarakat. Sungguh sangat telat sekali kemenkes menyatakan pernyataannya setelah semakin gencarnya penolakan diseluruh negeri--kalau tidak ada demo diseluruh negeri mungkin kita tidak akan mendengarkan pernyataan ini. Belakangan tersiar kabar bahwa program PKN ini terkait dengan uang yang bergentayangan dari produsen kondom di kemenkes, moga saja berita ini tidak benar.

Terima kasih bagi para pembuat kebijakan dinegeri ini atas pernyataannya tersebut. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib negeri ini kedepannya seandainya program ini terus berlanjut. Semoga akal sehat dan logika masih terus bisa berkuasa atas uang, walaupun sekarang ini uang mulai menunjukkan kepongahan ingin berkuasa atas akal sehat manusia.


Yang namanya kehidupan pasti silih berganti, tapi satu persoalan belum selesai muncul persoalan yang lain dinegeri ini. Bagaiman tidak, pernah mendengar peribahasa "bagai menulan ludah sendiri", itulah yang terjadi dinegeri ini. Institusi penindakan kejahatan POLRI menarik kebijakan penggunaan jilbab bagi personil POLWANnya, dengan berbagai macam alasan.
Padahal kalau memang ingin serius dalam hal jilbab, KAPOLRI sudah sangat-sangat jelas menyatakan bahwa POLWAN sudah bisa menggunakan jilbab bagi yang menginginkannya dengan menggunakan biaya sendiri dan mengacu pada POLDA ACEH mengenai keseragamannya. Sedangkan mengenai anggaran dan model jilbab yang akan digunakan POLRI kedepan bisa dibahas belakangan. Inikan hajat dan hak azasi manusia juga, kalau memang ingin serius membahas masalah jilbab ini, jangan hanya setengah hati.

Sekali lagi, semoga akal sehat selalu menang atas nafsu diri

Majulah negeri ini

1 komentar: