Senin, 20 Mei 2013

Trauma

Mungkin kata itu yang saat ini sering aku rasakan dan ucapkan setiap orang yang menanyakan padaku...
Bagaimana tidak....
Hari itu Jum'at tanggal 10 Mei 2013, hujan turun dengan lebatnya...
Aku awali pagi seperti biasa malahan perasaanku sangat senang karena vak lama lagi (cuman beberapa jam) aku akan berjumpa dengan orang-orang yang aku sayangi (rutinitas aku dalam menjalani LDR dalam keluargaku) dan didukung dengan hujan lebat maka aktifitasku sudah pasti cuman duduk manis di mena kantor.
Jam menunjukkan 12.00 Wib saatnya shalat jum'at berjamaah di masjid.
Jam menunjukkan sekitar 13.15 Wib selesai shalat jum'atnya aku langsung balik ke kantor dalam hujan lebat itu.
Sesampainya di kantor, aku langsung masuk ke kantor dengan membuka folding gate kantor agak lebar, pikirku ah sebentar lagi sudah buka operasional kantor. Aku langsung menuju ke belakang (ruang istirahat) untuk makan, belum sempat makan selang sekitar 4 menit-an selepas aku buka folding gate kantor, dihadapanku berdiri seorang pria berpostur tubun pendek paku baju kemeja kotak-kotak warna merah dan berompi hitam, memakai sebo (penutup wajah) dan berhelm dengan menenteng senapan laras panjang (AK-01, baru tau setelah melihat rekaman cctv) menyuruhku dan kelima pekerja yang ada dikantor untuk berkumpul di ruang tengah sambil tiarap, aku bergerak dari tempatku duduk sambil pikiranku terus berpikir apa ini beneran atau cuman becandaan teman kami dari pihak pengamanan kantor-anggota POLSEK. Kedua perampok itu telah berada didalam kantor terus mengobrak-abrik laci meja kepala unit dan juga monitor pc dan cctv. Disaat itu posisiku belum sepenuhnya tiarap sehingga salah seorang perampok menendang pundakku sambil menyuruh tiarap yang benar (menggunakan bahasa indonesia logat jawa), saat itu aku sudah pasrah, aku pikir kami sudah dibunuh dengan timah panas bedil itu. Aku langsung bersyahadat dan pasrah kalo memang ini saatnya ajalku.
Selang benerapa menit kemudian para perampok langsung menuju ruang depan dan kami mendengar suara ledakan keras yang membuat dinding kantor mengeluarkan serpihan dinding yang berserakan di lantai. Cukup lama kami terdiam sambil posisi masih tiarap (perkiraanku sekitar 5 menit-an). Kami tidak berani mengecem kondisi yang terjadi karena kami pikir mereka sedang merusak mesin ATM. Lalu kami beranikan diri untuk melihat kondisi kantor, rupanya mereka tidak ada lagi, kami langsung keluar melalui pintu belakang menuju ke rumah tetangga meminta pertolongan dan juga menelepon pihak keamanan untuk membantu kami. Selang beberap menit kemudian pihak keamaan tiba di kantor dan langsung mengolah TKP.
Setelah itu aku dan kelima pekerja yang lain jadi seperti selebriti yang dikerumuni wartawan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya, tapi ini yang mewawancarai dari pihak keamanan.
Sejak saat ini hati, pikiran dan badan jadi tidak menentu, antara percaya atau tidak kejadian yang baru saja aku alami. Dan kenadian ini tidak aku beritahu kepada istri takut dia was-was disana. Dan aku langsung ambil keputusan untuk berangkat ke luar kota untuk menenangkan diri. Dan alhamdulillah sesampai dirumah dengan melihat kedua putriku dan bidadari hati yang dengan penuh senyum menyambutku dirumah, terasa perasaan yang sedang berkecamuk dalam dada hilang entah kemana. Dan baru aku cerita semuanya kepada istri, walau pertama dia merasa kecewa karena tidak diberitahu, tapi dengan penjelasan yang aku berikan, dia akhirnya memakluminya.
Tetapi....
Sejak saat itu perasaan was-was terus muncul didada tatkala terlintas kejadian itu. Moga kejadian ini tidak terulang lagi.
 Dan aku serahkan semuanya pada Sang pemilik jiwa. moga saat aku pergi nanti dalam keadaan husnul khatimah....amin
Kata kuncinya WASPADALAH WASPADALAH



Jumat, 17 Mei 2013

Istriku hebat...!!!!

Ini ungkapanku yang paling dalam buat istriku @ummuchelia
Sungguh dia benar-benar seorang istri dan ibu yang hebat buat keluarga kecil kami...
Bayangkan....(diam sejenak...)
Saat ini dia mengurus kedua buah hati kami...dan tentu juga saya membantunya tapi berbatas waktu...
Tapi...
Dia tidak pernah mengeluh...bisa dibayangkan kecemburuan anak pertama atas adiknya yang masih bayi....
Tapi...
Dengan sabar dia bisa mengatasinya dengan sungguh bijak sana...tanpa kekerasan fisik terhadap anak...
Mengurus administrasi keluarga kami dengan kesabaran...dan menyesuaikan jadwal tidurnya dengan jadwal tidur adik bayi...sungguh perjuangan yang sangat luar biasa
Jadi...
Sungguh wajar kalo perkataan Rasulullah SAW menyebutkan sampai tiga kali dalam hal menghormati orangtua dan yang keempat baru sang ayah...dan hal ini baru benar-benar saya alami sendiri ketika menjadi seorang ayah.
Yakinlah wahai istriku
Semua ini mendapat balasan dari sang pemilik segala sesuatu Allah SWT...amin
Terima masih yang paling dalam dari diri ini buat dirimu wahai istriku...moga kita abadi dalam jiwa...amin